Tips Memilih Pondok Pesantren (Sekolah lanjutan)

Tanpa terasa kita sudah berada di penghujung tahun saja ya :). 

pasti adik-adik kelas 6 SD, 9 SMP, dan kelas XII sudah mulai sibuk dong mencari sekolah lanjutan. benar kan ya?

kebanyakan adik-adik biasanya memilih sekolah itu karena apa sih?

sebagian besar ternyata menjawab, "Karena ikut teman". :)

sebagian lagi menjawab, "Disuruh orangtua atau dipilihkan orangtua".

Saran kami, alangkah baiknya sebelum menentukan pilihan kepada satu sekolah agar diteliti terlebih dahulu ya. karena lingkungan sekolah (yang dipilih) akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif, afektif, dan juga psikomotor adik-adik.

Ada kejadian lucu. begini kisahnya. sebut saja seorang anak namanya Adi. ya, Adi dibesarkan di lingkungan keluarga yang hidup 'ala NU; yasinan, tahlilan, tawassulan, barzanjiyan, salawatan, tabarrukan, ziarahan, qunut subuhm dsb. Adi, disekolahkan ayahnya di sekolah yang berseberangan paham dengan keluarganya. alhasil, ketika liburan terjadilah apa yang yang terjadi, Adi membidahkan ayah bundanya, Adi mengkafirkan ayah kakek neneknya, di mata Adi, hanya dia dan gurunya yang selamat, ayah bunda, kakek neneknya semuanya salah, serba buat haram dan ahli neraka tentunya. serem kan ya? saya yakin ayah bunda juga tidak ingin kan kejadian seperti itu? so, sangat penting mengenali sekolah tempat ananda belajar lanjutan.

kisah lainnya. seorang anak sebut saja namanya akram. keluarga akram merupakan keluarga religius. akram terbiasa dengan tatakrama, sopan santun, penuh kelembutan dan kasih sayang. namun, setelah satu tahun belajar di salah satu pondok, liburan tiba, budaya baik itu semua seakan tidak pernah dialami oleh akram. orangtuanya heran. usut punya usut, ternyata teman - teman bermain akram di asrama merupakan anak-anak yang temperamen, malas kegiatan, sering melawan guru bahkan berniat jahat kepada guru, bicara kasar dan jorok.

Baik. disini kami coba berbagi beberapa tips agar tidak keliru dalam memilih sekolah (terutama pondok pesantren), hal ini adalah berdasarkan pengalaman kami di beberapa pondok pesantren di Sumatera, Lampung, dan Jawa.

tips 1. Lakukan musyawarah keluarga terlebih dahulu. ya, ayah, bunda, dan ananda harus duduk bersama, dialog. kesalahan perdana orangtua ketika merasa anak harus menjadi seperti apa yang saya mau, anak harus menjadi seperti yang saya cita-citakan, lalu memaksakan kehendaknya anak harus sekolah di lembaga A, sementara si anak justru ingin sekolah bersama temannya di lembaga B. anak sudah terlahir dengan fitrahnya masing-masing, jalannya juga sendiri-sendiri, rezekinya belum tentu 'harus' selalu sama dengan orangtuanya. memaksakan kehendak, dikhawatirkan hanya akan berdampak pada ketidakbaikan perkembangan anak, baik karir di masa depan, psikologi maupun mentalnya.

tips 2. Lakukanlah riset terhadap lembaga yang akan dipilih, minta testimoni alumninya, wali siswa (yang masih on going) di lembaga tersebut bagaimana kualitas di dalamnya, sistem lembaga, disiplin, orientasi, dan yang tidak kalah penting 'siapa pimpinannya' dan orang-orang di sekelilingnya, sebab arah suatu lembaga mereka yang menentukan, baru selanjutnya bolehlah periksa kurikulumnya dan output lulusannya. kesalahan terbesar orangtua ketika melihat suatu lembaga hanya menilai 'bungkusnya' saja; gedung mentereng, sosial media yang bagus, dan deretan lainnya yang bisa diseting. gedung dan fasilitas bagus tentu memiliki kelebihan tersendiri, tapi jangan lupa, ia juga memiliki kelemahan. 

tips 3. Lakukan kunjungan langsung. ya, jika memungkinkan ikutlah bermalam di dalam lembaga tersebut.

tips 4. Luruskan niat dan tawakkal serta berdoalah kepada Allah. Nabi SAW bahkan urusan garam untuk makanan saja, beliau mengajarkan kitauntuk meminta kepada Allah. bagaimana dengan urusan sekolah? belajar? tentu lebih utama lagi untuk meminta petunjuk kepada ALlah dan dipilihkan olehnya yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Problem lembaga pendidikan

Alergi dengan Kata Khilafah, Jihad dan Ummah???