PELEBUR DOSA

 


PELEBUR DOSA

Manusia adalah makhluk Allah yang paling kompleks dengan segala keunikan penciptaan dan kejadiannya. Ia dikaruniai akal yang dengannya manusia berpotensi sejajar bahkan mengungguli malaikat serta dekat dengan rahmat ilahi. Di sisi lain, ia juga dilengkapi dengan nafsu-syahwat yang condong kepada keburukan dan jauh dari rahmat Allah. Sebagai mahkluk yang uniqe tersebut Allah mengirim para utusanNya kepada mereka untuk menjelaskan ayat dan hukumNya sehingga mereka tetap berada dalam rel yang Allah ridhoi.

Faktanya adalah sejak para utusan ini dikirim di tengah manusia, sebagian besar menolak bahkan membunuh utusan tersebut. Sebagian pula beriman, taat, dan patuh.

Tidak dapat dipungkiri bahwa, pengingkaran terhadap utusan tersebut tiada lain karena dorongan nafsu dan syahwat yang membutakan setiap pemiliknya. Nafsu ibarat bayi yang menyusu. Apabila tidak disapih pada masanya, dia akan terus menyusu. Demikian pula dengan nafsu tersebut. Maka, bukan hal yang mencengangkan jika di usia 60, 70 tahun masih saja kita temukan orang belum ingat mati, masih sibuk dengan urusan menikah, bisnis, happy-happy, lupa ibadah, dan sebagainya.

Dorongan nafsu, syahwat ditambah tipu daya syaithan membuat seseorang tersebut jauh dari kebaikan. Halal menjadi haram dan sebaliknya. Berbuat zalim menjadi kebiasaan. Berdusta, menipu, makan riba, bahkan naudzubillah, minum khomar, berzina, mengambil tanah orang dengan paksa, dan sebagainya.

Semua itu adalah dosa besar. Dosa besar tiada yang bisa menawarnya kecuali dengan taubat. Dengan luasnya rahmat Allah, para pendosa masih diberi kesempatan untuk melebur dosa-dosanya dengan beberapa cara:

1.        Beristigfar, memohon ampun kepada Allah SWT menggugurkan dosa-dosa [An Nisa: 110]. Orang yang selalu beristighfar bukan hanya dosanya diampuni bahkan rezekinya dilancarkan, urusannya dimudahkan, kebunnya subur, membanyakkan anak, dicintai oleh penduduk langit, bahkan termasuk golongan khusus di sisi Allah apabila istighfar dilakukan di waktu sahur [Q.S. Ali Imron: 17] yaitu 30-40 menit sebelum subuh.

2.        Shalat lima waktu merupakan penghapus dosa atas apa yang ada di antara shalat-shalat tersebut, demikian pula shalat jumat ke jumat berikutnya, ramadhan ke ramadhan berikutnya, merupakan pelebur dosa-dosa [Riwayat Imam Muslim]. Alangkah sangat disayangkan jika banyak diantara muslimin yang meremehkan urusan shalat mereka, padahal meninggalkan shalat saja sudah diperselisihkan ulama keislamannya.

3.        Sedekah merupakan pelebur dosa sebagaimana air memadamkan api [Riwayat At atirmidzi]. Disamping itu, harta tidak akan pernah berkurang dengan sedekah [riwayat Imam Muslim]. rang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

4.        Sakit dan ditimpa musibah merupakan pelebur dosa [Riwayat Bukhori dan Muslim] ibarat pohon menggugurkan daun-daunnya. Sebab itu makruh bagi seseorang yang ditimpa sakit atau ditimpa musibah dan ia berkeluh kesah, serta berburuk sangka kepada Allah. Allah memberinya DP rasa sakit di dunia untuk mengurangi porsi sakitnya di akherat. Maka, sebagian ulama kita jika mereka tidak pernah sakit dalam setahun, justru mereka bersedih, takut kalau-kalau adzabnya diakhirkan di akherat.

5.        Sakaratul maut. Maha Benar Allah, tidaklah dia ciptakan sesuatu melainkan disitu terdapat pula rahmatNya. Termasuk sakitnya sakaratul maut merupakan pelebur dosa. Ia ibarat seekor kambing yang dikuliti hidup-hidup. 

6.        Adzab kubur. Alam kubur merupakan pintu menuju ke negeri akherat. Disana ditentukan nasib si mayit apakah dalam kenikmatan atau adzab untuk tahapan selanjutnya. Sebab itu Nabi mengajarkan setiap sebelum salam di dalam shalat, untuk berdoa diselamatkan dari adzab kubur [Riwayat Imam Muslim]. Disamping itu, adzab kubur andai dialami oleh seorang hamba, maka itu juga adalah rahmat Allah kepadanya, sehingga akan meringankan adzabnya di neraka.

Ustman bin Affan, khalifah ketiga di dalam Islam, jamiul Quran, menantu Nabi, termasuk sahabat yang dijamin masuk syurga ketika melewati suatu kuburan beliau menangis dahsyat, hingga membuat sahabat lainnya heran. Padahal beliau dijamin syiurga oleh Nabi. Beliau menjawab, "memang syurga di jamin, tetapi tiada jaminan selamat dari adzab kubur".

7.        Semua amal kebaikan merupakan pelebur dosa [Q.S. Huud: 114]. Kita sudah mengilmui bahwa tiada manusia yang tidak luput dari dosa dan kita pasti akan dihadapkan kepada pengadilan Allah, akan dihisab, dan perjalanan masih sangat panjang setelah itu, tentu bagi orang yang cerdas, ia akan mempersiapkan bekal terbaik untuk menghadapi hari-hari tersebut dengan amal terbaik pula. Jangan pernah anggap remeh amal kebaikan, sebaliknya jangan pernah anggap remeh dosa sekecil apapun. Alamat celaka, jika kita merasa diri bersih dari dosa. Alamat sengsara jika merasa diri banyak amal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Problem lembaga pendidikan

Tips Memilih Pondok Pesantren (Sekolah lanjutan)

Alergi dengan Kata Khilafah, Jihad dan Ummah???